Rabu, 28 Desember 2011

"Embun Yang Bersahaja"


Sahabat… selalu memberiku senyuman terindah. Senyum yang segar dalam kesahajaan Embun di pagi hari.

“Ayria..kamu kan seorang perawat yang udah professional, Mau gak bantu aku ngerawat suamiku?” ujar Vero

Ayria adalah seorang ahli keperawatan, kepribadiannya sangat luar biasa dalam bermasyarakat, kecintaanya pada dunia masyarakat tidak pernah membuat dirinya canggung pada dunianya.

Vero adalah sahabat karib ayria, meski teman-taman ayria banyak yang berkeluarga namun Ayria slalu tegar, mungkin Tuhan belum menurunkan jodoh untuk Ayria.

“Heemmmm…kira-kira di bayar berapa yah? Hehehehe” canda Ayria… (Apa sieh yang untuk sahabat) ***

“ini kamar suamiku. Kamu bisa tinggal di kamar sebelah, jadi kalau ad apa-apa dengan suamiku langsung cekat. Ok sahabatku!!!!”

CERBUNG "BAGAIMANA"




“YES….YES… nilaiku besar, akhirnya aku lulus” ujar andi tergirang

“ eh… mz boy… bengong ajah lu….!!!!kenapa?” Tanya andi

Wooooooooyyyyyyyyy…..

“ hussssst…. Aku kaget tauk…!!” liriknya sandy dari lamunannya

“ gak kok gak apa-apa, cumin iseng ngelamun ajah!” jawab sandy dengan ketus

“ hellloooo… mas sob aku tau apa yang kau fikirkan! Aku udah lama kenal kamu, masak iyah sahabatku diam dengan seribu bahasanya. Entar ayam tetangga mati loooo….!” Tanya andi

“ aaahh… sok tau ajah luh.. aku cuman berfikir Bagaimana aku dapat melihat suatu keindahan denagn penuh kebahagiaan yang aku punya, bisa gak kamu ngebayangin semua itu?” tutur sandy pada sahabatnya yang sangat dekat sekali dengan sandy.

“ memangnya kamu lihat keidahan itu dimana? Dipasar? Hahaha” canda andi yang sempat menghibur sahabatnya yang sedang dilanda kasmaran (sepertinya siiieh)

“ palingan keindahan pelangi di malam hari yah???” Tanya jelasnya pada sandy

“ naaaah… justru ituh mz sob… dimalam hari tuh gak ada pelangi, tapi semalam aku melihat pelangi itu indah banget (terbayang pelangi di malam hari… waaaw!! Seperti apa yah?)

“ aaahhh… mimpi kale!!!” celoteh andi mengejek sandy

Sejenak perbincangan mereka hilang seketika, andi dan sandy bersahabat sejak mereka sama-sam menggeluti bangku kuliah, suka duka senang sedih slalu bersama. Sandy adalah sosok lelaki yang ramah, supel, tidak jauh berbeda dengan andi yang suka bercanda.

***

Fajar baru menyongsong indahnya mentari, hari kian berlalu, sama seperti berlalunya perasaan sandy yang tak menentu setiap ia terbayang akan sesuatu hal keindahan yang ingin di raihnya.

(ya Tuhan… semalam aku dapat melihat keindahan di malam hari, sanggupkah aku tanpamu? Dia slalu hadir dalam gelap malamku)

Yaaaapzzzz…. Tepatnya si sandy falling in love, ahh…. Masak iyah???

Sandy duduk terpaku tepat di belakang andy yang sedang mengerjakan tugas-tugasnya. Seketika itu sosok gadis sepintas terlihat… astagaaaaa….indah banget keanggunannya!

“andy.. tau gadis itu gak? Anggun yah?” Tanya sandy menoleh pada gadis itu

“ahhh… itu mah kan adik kelas di kampus kita, ketinggalan jaman lu kalo’ gak tau ma dia. Padahal aku mah juga gak tau.. hahahhah” canda andy

(sambil saling menatap, ada yang berbeda dari sikap andy)

Gadis itu anggun bila berkrudung, yahhh… lebih tepatnya gadis itu bernama Nanda, wajahnya begitu elok sekali hingga membuat Sandy terpuruk dalam buaian Asmara, heemmm bagaimana dengan Andi ?

Sandy gak tau harus bagaimana untuk melangkah paling awal menatap gadis anggun seanggun dia. Bingung, resah, gelisah, hanya bisa bertanya “bagaimana aku bisa mendapatkan keindahan pelangi di malam hari bila aku tak dapat meraih pelangi itu di siang hari?”

Hari kian berlalu, seiring waktu berjalan Sandy dan Nanda saling kenal lebih dalam, namun ada yang berbeda dengan sikap Andi akhir-akhir ini.

“sob…. Aku bener-bener sayang banget ma Nanda, tapi aku takut dia kecewa dengan aku yang seperti ini” ujar Sandy, sandy takut untuk kehilangan Nanda karna dia yang mampu membuatnya berubah menjadi Sandy yang lebih baik dari kemarin, Nanda mengerti dengan kisah perajalanan hidup Sandy… yaaaaahh…. Itulah Hidup.

“Sob….kalau boleh jujur, sebenarnya aku juga sayang dengan Nanda (rintihnya dengan nada pelan), tapi aku sadar sob, dia hanya cinta sama kamu, bukan aku.” Ujarnya Andi sambil merangkul sahabatnya

“apa???? Jadi selama ini sikapmu berubah padaku hanya karna ini? Tanya Sandy

“iyah sob… aku udah mengutarakan isi hatiku, tapi dia lebih memilih kita berteman, dan dia hanya Cinta sama kamu, jadi sekarang kejarlah Cintamu sebelum dia jatuh dipelukan orang lain, karna kau sahabatku aku mengalah, karna pula aku pun tau bahwa kau telah mencintainya sejak dulu sebelum aku kenal dia.” Ungkap Andi

“sob.. aku tau perasaanmu….!” (belum selesai ucapan Sandy, Andi membungkam mulut Sandy dan berkata )

“udahlah sob… sekarang yang paling terpenting adalah BAGAIMANA kamu bisa memiliki Nanda!!! Oke sob????” ucap Andi dengan semangat

“makasih yah sob… kamu dah mau ngerti’in aku” ujarnya senang Sandy

Mereka saling bersama saling bertukar berpendapat, bahkan memikirkan cara untuk mendapatkan Nanda…

BERSAMBUNG

Nah cerita ini aku sengaja buat cerita bersambung agar ada yang menyambungkan cerita ini…

"Masa Lalu"

oleh Rischie Cinta Seni pada 18 November 2011 pukul 13:20

Masa itu. .
Datang tanpa diundang pergi tanpa disadari.
Juga sulit tuk dilupakan, kala itu. . .aku masih bingung, aku masih bimbang, aku tak tau arah, tapi aku tau siapa aku. . .
Kini semua hilang, tlah berbekas tertimpa noda hitam yang tak terhapuskan.
Hingga aku tak tau siapa aku sebenarnya..
Aku rindu akan hadirmu, kau yang membuatku jadi dewasa, akankah aku temui lagi dirimu?
Hadirlah kembali mengisi hidupku,
datanglah kembali padaku. .
Wahai masa laluku. . .

by:: chiz luph'Art


"Harapan Semu"

oleh Rischie Cinta Seni pada 17 November 2011 pukul 18:30
Q begitu merasakan kehangatan dtengah kebhgianq sndri yg mampu ku berikn utkmu, kbhgiaan yg clu q buat tuk drimu yg kusayng,
namun mengapa semua itu hxalah harapan semu, harapan yg buta, harapan yg gelap, harapan yg tak bisa buat sepnuhx bahagia. Mungkin benar cinta haruz d pertanggung jawabkan, oleh krnax ku berikn cinta n ksh syg utk smua org yg clu brsamaq, bagiku tak mudah utk membhgiakan org d sekitarku, tp q pun tak ingin mengumbar smua cinta n sayangq krn q tak ingin ada sdkit n secuil sakit d hatix,
kini kau pergi melepaskan smua harapan, mimpi, impianmu tuk jdikn diri ni lebih baik.
Tak ada manusia yg sempurna, namun alangkah baiknya diri kita menjadikan qt sendri lebih sempurna d hadapan allah, smua milik-Nya pasti akn kembali,
seperti halnya awal qt melihat dunia, n saat ini kita terpisah oleh dunia yg berbeda.
Aku yakin, semua akan kembali sprti sedia kala
sprti yg clu kau ucapkan "everything will be ok".
Harapan yg indah adalah ketika keindahan harapan kembali seperti harapanku n harapanmu.

(jadikan diriku tuk lebih tegar n bangkit lagi dari lamunan harapan semu, lebih sabar menjalani hidup dlm kelemahanq, lebih kuat tuk tidak menyerah pd kenyataan n takkn larut dg kesedihan)

Dariku yg TerMenung :

"tak ada harapan yg diharakan kecuali harapan Rahmat-Nya"

Sebuah Pertemuan

oleh Rischie Cinta Seni pada 17 November 2011 pukul 16:32

Senja di ufuk barat...
Mengisahkan keindahan dalam sayup tatapan bersahaja,
bersama kembalinya sang merpati di kesinggahannya...
Keindahan itu terpancar pada tatapan disaat pertama sayup itu bersahaja,
kesahajaan itulah yang mengantarkan senja pada sejuknya malam..
Saat itulah kenanganku bersamamu...

By: Chiz iTu RisChie

Kenyataan Hidup

oleh Rischie Cinta Seni pada 17 November 2011 pukul 16:28

Rischie Cinta Seni berkata
"Kita tak akan pernah merasakan namanya hidup kalau kita nggak mau merasakan yang namanya sakit,
aku pun baru menyadarinya, aku merasakan benar-benar hidup setelah aku benar-benar tersakiti dan kehidupanku yg aku rasakan adalah fikiranku...
Berfikir mencoba bertanya pada waktu yangg slalu menemaniku, tapi aku tak dapat membaca semua waktu yang bersamaku,
saat itu pula waktu ada pada kenyataan hidupku bahwa aku berjalan pada masa kenyataan yang slalu berjalan di hidupku,
dan itulah kenyataan hidupku...
Nyata dalam setiap langkah n fikiran..."

Jumat, 16 Desember 2011

"SENYUM DI UJUNG SENJA"




Dibalik dinding jendela terlihat senja di ufuk barat yang begitu indah dengan yang member keindahan. Senja dan Arinda tertawa senang gembira sembari menikmati indahnya senja yang biasa mereka lewati bersama. Mereka berdua adalah sahabat yang tak terpisahkan, sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan yang dengan begitu mereka saling melengkapi, suka duka dilewatinya bersama.

Senja dan Arinda mempunyai kebiasaan menyimpan sesuatu hal dari yang terkecil hingga yang terbesar di dalam kotak/peti dan menguburnya dalam-dalam di bawah pohon, tepatnya di atas bukit yang biasa mereka lewati sepulang sekolah. Tempat itu adalah tempat mereka sama-sama saling mengisi kekosongan di relung hampa mereka. Setiap pulang sekolah mereka berdua melewati bukit itu baik dalam suka maupun duka yang diberi nama “JA”, yaitu kepanjangan dari Senja dan Arinda

“Rin, lihat tuh senjanya indah banget”, ujar Senja dengan girang

“iya tuh…bagus banget. Gak kayak senja di sebelahku, heheheh”, canda Arinda

Sejenak terdiam sambil menatap senja di ufuk barat.

“Rin, seandainya aku jadi senja beneran gimana? Yang slalu terbenam dengan sejuta keindahannya? Yang slalu mengiringi pekat malam?” Tanya Senja dengan tatapan senyum

“aaahhh...kamu ngomong apaan sieh, kamu kan udah Senja yang slalu penuh dengan keindahan. Coba ajah Tanya sama ibumu!!!”

Sambil menikmati senja di sore hari, mereka isi kekosongan itu dengan canda tawanya.

“Rin, aku puny aide cemerlang. Gimana kalau kita menulis suatu permintaan, tapi syaratnya harus dibaca besok bersama-sama, gimana?” pinta Senja

“ide cemerlang tuh. Oke dech kalo begit…” jawab Arinda dengan senang hati

“pokonya harus dibaca besik yach???”

Senja dan Arinda memulai untuk menulis permintaan mereka tanpa ada yang melihat satu sama lainnya, dan mereka menguburnya bersama

Malam pun telah tiba, mereka pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, Senja tampak kelelahan, wajahnya terliahat pucat, orang tua Senja pun gelisah melihat anaknya yang sudah tak berdaya.

***

Pagi itu cerah sekali cuacanya, mentari tersenyum di ufuk timur, burung-burung berkicau menyapa gembira sang mentari yang beranjak meninggi.

Tiba di sekolah, Arinda merasa kesepian. Dia tengok kanan kiri, depan belakang, tak terlihat batang hidung pun dari sosok sahabat tercintanya itu. “Ke mana Senja? Biasanya dia slalu member kabar kalau gak masuk sekolah, atau mungkin dia kesiangan?”

Waktupun berlalu, pelajaran silih berganti. Arinda yakin sehabatnya hari itu absen, tapi mengapa Arinda yang sahabat dekatnya sendiri tidak di beri kabar kalau hari ini dia memang absen.

Sepulang sekolah Arinda pulang sendiri tanpa ada Senja di sampingnya. Dia melewati bukit JA, duduk di bawah pohon sendiri, sunyi, sepi. Dia teringat akan sutu permintaan yang kemarin ditulisnya. Tapi Arinda ragu. Dia tidak bisa membuka peti itu tanpa ada Senja. Arinda kebingungan. Senja minta harus di buka sekarang juga. Lama berfikir akhirnya dibukanya peti itu.

Dear Arinda Sayang

Setelah baca surat ini, aku hanya ingin memintamu untuk menjadikan aku yang terbaik bagimu. Aku diterima di kehidupanmu udah lebih dari cukup dan sungguh membahagiakan aku hanya ingin kau tersenyum saat senja tiba.

Your best friend

Arinda tersenyum selepas membaca surat itu, sebentar terpaku dengan isi surat itu, lalu bergegas pergi menuju rumah Senja. Di sepanjang perjalanan Arinda sangat gelisah, apa yang terjadi dengan sahabatnya, apa maksud dari surat itu???

Setibanya dirumah Senja, yang ia dapati hanya Bu Narti (ibunda Senja). Lalu? Kemana Senja??

“ibu, senja kemana?? Kenapa tadi tidak masuk sekilah?” Tanya Arinda

Tanpa berpikir panjang Bu Narti mengajak Arinda masuk ke kamar Senja. Arinda mendapati Senja tengah tidur terbujur kaku. Wajahnya yang pucat, kusuut, dan tubuhnya yang mengecil menjadikan Senja semakin tampak tidak berdaya.

“senja… apa yang terjadi denganmu?” Tanya Arinda

Senja hanay terdiam dan meneteskan air mata, dan ketika itu Arinda langsung memeluk Senja dengan penuh kasih sayang. Bu Narti menceritakan apa yang terjadi dengan senja selama ini bahwa Senja mengalami gagal ginjal dan tidak mau berobat karena senja hanya ingin menikmati akhir usianya dengan membuat orang disekitarnya bahagia serta bisa diterima dengan tulus dan ikhlas. Meski dengan kondisi yang demikian Senja selalu tegar dalam menghadapi kehidupannya dengan mengabaikan kondisi tubuhnya yang sebenarnya tidak boleh terlalu capek.

Menjelang senja, Arinda membawa senja keluar dengan kursi rodanya menuju bukit JA tempat mereka menjalin persahabatan yang indah.

Sesaat senja memandang indahnya sore hari sembari duduk di kursi rodanya ditemani sahabat tercintanya.

“Aku ngerti perasaanmu, aku udah anggep kamu seperti adikku sendiri” ujarnya pada Senja

“Rin, lihat tuh di ufuk barat, senja itu begitu indah disertai sinarnya yang khas…(sambil tersenyum)!” bisik Senja sambil tangannya menunjuk ke arah senja itu

Arinda yang terlihat sedih hanya bisa memandang Senja. Perlahan senja di ufuk barat mulai tertutup awan hitam diiringi dengan kepergian Senja yang menyunggingkan senyum terindah di bibirnya. Mengapa harus dia yang terlebih dahulu pergi?

BY : CHIZ ETOE RISCHIE Kini senja di ufuk barat hanyalah tinggal kenangan dan menjadi saksi persahabatan mereka yang indah. Meski dengan kesedihan yang sangat, Arinda dapat tersenyum di ujung senja yang mulai meredup sinarnya dengan mengambil hikmah dari persahabatannya.